Seiring dengan perkembangan atletik di kawasan eropa tengan dan timur, pada sekitar awal tahun 1930-an pemerintah hindia Belandalah yang membawa atletik sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah SR waktu itu, itupun tidak semua siswa/siswi pribumi yang boleh mengikuti hanya kaum pedagang dan para bangsawan saja. Pemerintah hindia Belanda juga membentuk organisasi yang menagani penyelenggaraan pendidikan atletik dengan nama Nederlands Indische Athletik Unie ( NIAU ).
Pada tahun yang sama di Meda telah berdiri organisasi bernama Sumatera Athletiek Bond ( SAB ), yang di dalam kegiatannya selalu menyelenggarakan perlombaan-perlombaan atletik antar sekolah Mulo,perguruan-perguruan swasta. Sedangkan untuk di pulau jawa sendiri di tandai dengan berdirinya organisasi-organisasi atletik seperti ISSV Hellas dan IAC Jakarta, PAS di Surabaya dan ABA di Surakarta.
kegiatan-kegiatan atletik yang di cetuskan oleh pemerintah hindia Belanda secara praktis berhenti, karena ketika itu Atletik belum di kenal oleh negara jepang, mereka ketika menjajah indonesia hanya membawa permainan-permainan teradisional asli dari Jepang, misalnya Kempo dan Yudo dan permainan tradisional Jepang yang lainnya.
Pada awal tahun 1946 terbentuklah sebuah organisasi dengan nama Persatuan Olahraga Republik Indonesia ( PORI ), maka secara otomatis organisasi ini menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan olahraga atleti yang sempat vakum setelah Indonesia di kuasai oleh Jepang waktu itu. Kemudian pada tanggal 3 september 1950 di bentuklah sebuah organisasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) di kota Semarang, kegiatan pertama PASI adalah menyelenggarakan perlombaan atletik di BAndung pada akhir tahun 1950, perlombaan tersebut di maksudkan agar Indonesia merpersipakan atlit-atlit atletik guna menghadapi Asian Games I pada tahun 1951 di New Delhi India.
No comments:
Post a Comment