Ironinya sebuah pendidikan
Sangat penting kita memahami arti sebuah pendidikan, banyak kalangan masyarakat kelas atas, menengah, bawah mengartikan pendidikan adalah sebatas menulis,membaca,mendengarkan guru di sekolah, perlu kita pahami bahwa pendidikan itu adalah sebuah awal jalan perkenalan seorang anak pada kehidupan sosial, kita semua tau manusia tidak mungkin dapat hidup secara individu karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. oleh karena itu peran orang tualah yang sangat di tuntut dalam mengembangkan kepribadian dan potensi anak kelak. pendidikan dalam keluarga tidak hanya sebatas memberi contoh dan menerapkan pola hidup yang baik,akan tetapi peran orang tua dalam memperhatikan tumbuh kembang, sikap, sifat dan mental anak sangat di tuntut demi kelangsungan hidupnya kelak. Si anak mendapatkan pendidikan di sekolah kurang lebih 6 jam perharinya dan selebihnya adalah tugas kita selaku orang tua dalam melakukan pembinaan secara psikologi. Faktor gen,harta,jabatan orang tua bukanlah jaminan untuk berhasilnya sebuah pendidikan di dalam keluarga, yang tepenting adalah " adakah sedikit waktu kita untuk si anak?...
Jawabannya ada pada diri kita selaku Orang tua, oleh sebab itu pendidikan anak di usia dini di dalam keluarga perlu di perhatikan,materi tidak sepenuhnya jadi jaminan akan tetapi perhatian dan waktu mendampingi si anak dalam pendidikan itu jauh lebih efisien. contoh gampang saja misalnya " si anak sedang membaca buku,minimal kita luangkan sedikit saja untuk duduk di sebelahnya sambil memujinya, dan memberikan semangat untuk terus belajar agar pintar, tetapi jangan lupa pula kita selalu mengecek buku apa yang sedang di baca si anak? atau senangnya di baca buku apa?...sudahkah sesuai buku yang di bacanya dengan usianya yang sekarang? karena membaca buku yang tidak sesuai dengan usianya yang sekarang akan berdampak buruk bagi psikologi si anak, demikian juga ketika si anak sedang menonton televisi sebisa mungkin kita mendampingi si anak sesuai tidak dengan usiannya saat ini?...apalagi sekarang banyak sekali tejadi kasus perubahan karakter negativ setelah membaca/menonton acara tv yang tidak sesuai dengan usianya saat ini.
selain pendidikan di dalam keluarga sudah berjalan secara efisien, kita juga harus memperhatikan pendidikan di lingkungan sosialnya,misalnya kemana,dimana,dengan siapa si anak sedang bermain,apa yang sedang di lakukan sesuai tidak dengan yang di ajarkan di rumah, kadang ada anak secara psikologi di rumah melakukan hal-hal yang baik,akan tetapi ketika dia berubungan denga lingkungan sosial si anak ini tadi menjadi sangat liar...faktor apa yang menyebabkan demikian?...
1. Terkekangnya si anak dengan peraturan-peraturan yang di buat di rumah
2. Pencapaian target baik harus sesuai dengan yang di ajrkan oleh orang tua
3. Selalu memvonis anak ketika melakukan kesalahan
4. Mengungkit-ngungkit keslahan yang pernah di lakukan si anak
5. Mengucapkan kata - kata kasar tanpa sebab kepada si anak
6. Melakukan kekerasan terhadap si anak
7. Terlalu banyaknya masalah dalam keluarga yang di sebabkan oleh orang tua, bercerai dsb.
faktor - faktor tersebut di ataslah yang dapat memberikan dampak perubahan baik karakter maupun secara psikis. Anak seperti merasa bebas dan dapat berbuat semaunya tanpa memikirkan baik buruknya, atau justru si anak dapat menjadi pemurung karena mendapatkan beberapa tekanan yang tidak semestinya dia dapatkan. Anak usia dini sangat riskan melakukan hal-hal negatif karena pada anak usia dini rasa ingin tahu sangat besar, hal inilah yang menyebabkan sebagian besar remaja terjebak dalam sebuah masalah yang berdampak buruk bagi masa depannya, misalnya memakai narkoba, minum-minuman keras,mengakses situs porno dengan mudah.
oleh sebab itu kita selaku orang tua / guru di sekolah / masyarakat perlu sekali memperkenalkan pentingnya sebuah pendidikan di usia dini kepada para anak kita, peserta didik kita sehingga kelak mereka dapat menjadi sumber daya manusia yang bermanfaat.
No comments:
Post a Comment